BERMULA dari akun Instagram @Uploadkompakan, komunitas Kompakers Bandung terbentuk pada 2014. Komunitas ini dihuni para pehobi fotografi yang rutin mengunggah karya fotonya di Instagram dengan tema tertentu. Dengan jumlah anggota yang lebih dari 170 orang, mereka aktif mengadakan berbagai kegiatan, baik fotografi maupun non-fotografi.
Untuk merayakan ulang tahun keempat Kompakers Bandung, pada Minggu, 9 Desember 2018 digelar lokakarya fotografi yang menghadirkan para pakar di Padepokan Seni Mayang Sunda Jalan Peta Kota Bandung. Ada tiga lokakarya yang diikuti yaitu food photography bersama Inijie, stage photography bersama Putra Djohan, dan broadcast photography bersama Christ Messakh. Mengusung tema ulang tahun Woman in Black 4.0, lokakarya diikuti ratusan peserta.
Pendiri Kompakers Bandung, Puti Alya Dewi menyebutkan, saat ini followers @Uploadkompakan sudah mencapai 148 ribu. Anggotanya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara, sebut saja Australia, Qatar, Eropa, dan Malaysia.
Untuk Kompakers Bandung, mereka resmi berdiri pada 4 Desember 2014. Sejak terbentuk, mereka rutin bertemu setiap bulan untuk melakukan berbagai kegiatan. Contohnya, lokakarya fotografi, membuat kerajinan tangan, atau kegiatan sosial.
"Kompakers Bandung ini menjadi komunitas regional pertama Uploadkompakan. Saat ini, komunitas Uploadkompakan sudah tersebar di sejumlah daerah. Di setiap daerah, kegiatannya berbeda-beda," ungkap Puti.
Menurut Puti, untuk Kompakers Bandung, para anggotanya condong dan tertarik dengan food photography. Namun, sekarang mulai tertarik dengan objek lanskap, flora, dan still photo.
"Harapan kami, Kompakers Bandung bisa menghadirkan kegiatan yang bermanfaat untuk semua," ujar Puti.
Foof photography
Salah seorang pemateri, Inijie yang memberikan lokakarya food photography mengungkapkan, ini kali kedua dia mengisi lokakarya Kompakers Bandung. Tahun lalu, dia memberikan materi tentang dasar food photography. Tahun ini, Inijie memberikan lokakarya tentang low key atau dramatic food photography.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, saya lihat skill fotografi para peserta meningkat pesat. Ini menggembirakan," kata Inijie.
Menurut Inijie, saat ini peluang bisnis food photography sangat besar. Selama manusia masih makan, bisnis tempat makan juga akan terus berkembang. Ini membuka kesempatan untuk para fotografer spesialis makanan dan minuman.
"Selain gear yang mumpuni, yang terpenting dari seorang fotografer adalah pegang relasi. Selain itu perlu juga mengasah penguasaan tata cahaya dan sense of art," ungkap Inijie.
Putra Djohan yang memberikan lokakarya stage photography mengatakan, saat ini stage photography lagi marak-maraknya. Soalnya semua penampil terutama musisi butuh fotografer untuk membuat dokumentas yang bagus. Setidaknya foto untuk diunggah ke media sosial.
"Buktinya nih, dulu di pit itu paling tiga sampai lima fotografer. Sekarang kalau konser misalnya, di pit penuh sesak, karena setiap musisi atau band membawa official fotografer sendiri," ujar Putra.
Sementara itu, Christ Messakh yang sehari-hari bekerja sebagai fotografer official di Net TV menyebutkan, sebetulnya genre photography in broadcast tidak ada yang spesifik. Hanya saja, awam perlu tahu tentang situasi bekerja di televisi itu bagaimana. Bagi Christ, memotret audio visual itu ada tantangannya, karena gambar hidup tapi tetap harus bikin still photo.
Menurut Christ, jika dibandingkan dengan stage photography, photography in broadcast telah disiapkan. Setiap program di televisi, kata Christ, pasti ada latihan finalnya. Semua tahu posisi dan alur kegiatannya akan seperti apa. Jadi sebagai fotografer, Christ tahu bisa mengambil foto yang bagus dari mana dan saat momen apa.
"Fotografi di dunia broadcast enggak jauh dari stage photography. Yang penting di lapangan harus saling koordinasi, kenal, dan belajar dengan semua lini," ujar Christ.***
http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2018/12/10/kompakers-bandung-dari-instagram-hingga-lokakarya-fotografi-434188Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kompakers Bandung, dari Instagram hingga Lokakarya Fotografi - Pikiran Rakyat"
Post a Comment